Senja menjelangKepada perempuan tua di tengah samudera :
“Engkau lahirkanku, untuk menjadi suamimu”
Engkau masih telanjang
Di ranjang
Telentang
Halimun kelabu tua
Mengintip cemas di jendela
Titiktitik embun berserak di kaca
Hitam merayapi hari
Mengerangkeng matahari
Merestui hasrat para pencuri
Memaksa pelacurpelacur menari
Malam ditemani geledek
Tubuhmu molek
Masih tergolek
Matamata jalang
Matamata binal
Matamata liar
Tak perlu lagi menelanjangimu
Tangantangan durjana
Tangantangan setan
Tangantangan iblis
Berlomba menjamah tubuhmu yang Pertiwi
Menggerayangi payudaramu yang Galunggung
Menyibak bulubulumu yang Kalimantan
Menusuki kemaluanmu yang Samodra
Lidahlidah kucing Perancis
Lidahlidah marmut Jepang
Lidahlidah anjing Inggris
Lidahlidah beruang Cina
Lidahlidah buaya Afrika
Lidahlidah teroris Malasyia
Menjilati setiap senti tubuhmu
Menciumi setiap ronggamu yang pustaka
Menghirup setiap hembus nafasmu yang melati
Menghisap setiap tetes keringatmu yang permata
Dan petaka menjadi sempurna
Ketika godzila Amerika mencabikcabik tubuhmu
Mencabuti rerambut lebat di kepalamu
Menghanguskan bebulu di kujurmu
Membelenggu tangan dan kakimu
Mencongkel sepasang matamu
Membekap mulutmu
Malam hampir mati
Engkau masih bersunyi
Menghikmati hari umurmu berganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar