Sabtu, 21 Januari 2012

Anakku Mau (pindah) Sekolah

“Ibu, Syfa enggak mau sekolah.” Gadis kecilku pulang sekolah menenteng isak.
“Lho, katanya mau jadi anak pinter.”
“Syfa, takut mati. Atap sekolah mau roboh, dan dindingnya bolong. Banyak anjing liar.”
Isteriku mengelus rambut anakku. Lembut. Kasih.
“Kemarin, kepala Danang berdarah tertimpa genting” lanjutnya dalam sedan.
Isteriku mengecup mesra dahi anaknya. Lembut. Sayang.
Tak henti mengelus rambut sang anak.

“Ibu, sekolahnya Monik bagus. Ada polisinya. Gurunya banyak. Di sekolahku hanya ada tiga.”
Telaga menggenang di mata isteriku.
“Syfa pindah saja ke sekolahnya Monik, Bu !?”
“Lho, nanti siapa yang bantuin Bapakmu nyapu kantor ?”,senyum isteriku sungguh pahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan Petingan